Selasa, 03 April 2012

DEMOKRASI BUKAN DEMONSTRASI ANARKI

I.          PENDAHULUAN

A.      LATAR BELAKANG

Di era globalisasi ini, pertumbuhan penduduk semakin meningkat. Bahkan kebutuhan sehari – harinya pun juga meningkat. Indonesia termasuk negara yang memiliki penduduk terpadat di dunia. 

Indonesia adalah negara yang memiliki sistem pemerintahan demokrasi. Istilah kata “demokrasi” berasal dari bahasa Yunani. Secara etimologis kata “demokrasi” terdiri dari dua kata yaitu demos yang berarti rakyat atau penduduk di suatu tempat dan cratein atau cratos yang berarti kekuasaan atau kedaulatan rakyat. Demokrasi adalah bentuk pemerintahan politik yang kekuasaan pemerintahannya dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Dikarenakan bahwa pemerintahan yg menganut sistem demokrasi, seluruh rakyatnya turut serta memerintah dengan perantara wakil rakyat. Maka rakyat boleh mengajukan aspirasinya kepada pemerintah. 

Dalam demokrasi, demonstrasi adalah suatu keniscayaan. Demonstrasi adalah ruang untuk menyampaikan aspirasi dan pendapat. Demontrasi itu biasa di negara demokrasi. Demokrasi sah-sah saja di negara demokrasi. Unjuk rasa dalam demonstrasi biasanya dilakukan untuk menyatakan pendapat kelompok tersebut atau penentang kebijakan yang dilaksanakan suatu pihak atau dapat pula dilakukan sebagai sebuah upaya penekanan secara politik oleh kepentingan kelompok. Akan tetapi, demokrasi di Indonesia sering di salah artikan oleh rakyat. 

B.      TUJUAN

Demokrasi bukan ajang untuk mengetahui siapa yang paling kuat dan siapa yang paling berkuasa. Demokrasi seharusnya masih dapat diukur dengan nilai – nilai demokrasi yang semestinya. Nilai-nilai demokrasi sesungguhnya merupakan nilai – nilai yang di perlukan untuk mengembangkan pemerintahan demokratis menjadi lebih baik.

Tegaknya demokrasi sebagai sebuah tata kehidupan sosial dan sistem politik sangat tergantung kepada tegaknya unsur penopang demokrasi itu sendiri. Unsur penopang demokrasi tidak lain tidak bukan adalah partisipasi rakyat dalam membangun demokrasi.


II.          PEMBAHASAN

Gagasan pokok atau gagasan dasar suatu pemerintahan demokrasi adalah pengakuan hakikat manusia, yaitu pada dasarnya manusia mempunyai kemampuan yang sama dalam hubungan sosial.

Kita semua tahu demonstrasi merupakan sarana rakyat menyampaikan aspirasi ketika saluran demokrasi tersumbat. Demonstrasi menjadi langkah terakhir tatkala pemerintah lebih mendengarkan suaranya sendiri dan mengesampingkan nurani publik. 

Pemerintah tidak perlu berlebihan merespons aksi mahasiswa, apalagi sampai mengerahkan tentara. Tempat tentara di barak dan tugasnya ialah berperang, bukan di jalanan menakut-nakuti dan menghalau mahasiswa.
 
Bagi mahasiswa yang berdemonstrasi, kita memberi apresiasi. Ketika suara rakyat tersumbat di DPR, tatkala wakil rakyat lebih berhamba pada jabatan, kekuasaan, dan uang, mahasiswa muncul menggaungkan nurani publik.

Perlu kita ingatkan bahwa demonstrasi membela rakyat adalah agung dan mulia. Oleh karena itu, jangan terprovokasi kemudian terjebak dalam tindakan brutal dan mencelakakan. Jangan pula melumuri perjuangan dengan merusak aset-aset negara karena semua itu adalah milik rakyat.

Perjuangan mahasiswa harus tetap menggunakan nalar dan hati nurani serta fokus pada garis perjuangan. Mahasiswa harus yakin bahwa kekuatan nalar dan hati nurani akan mengalahkan segala kezaliman. Mahasiswa memiliki banyak referensi dalam berdemonstrasi.

Menurut Daniel, demokrasi di Indonesia dan negara mana pun juga selalu memuliakan keadaban. Namun, aksi sebagian unjuk rasa di Indonesia, yang merusak fasilitas umum, jauh dari gambaran tentang Indonesia yang didamba-dambakan dan dicita-citakan.

"Ini saatnya untuk mengembalikan semua kewarasan yang perlu agar politik di negara ini mampu menghasilkan kemashalatan publik. Ini saatnya pula untuk menguatkan kembali ajaran demokrasi yang berbasis dialog dan konsensus," kata Daniel.

Tidak ada yang sia-sia dalam demokrasi. Karena demokrasi dalam tujuan dan prosesnya sama pentingnya. Suara masyarakat pasti didengar tapi masalah prosedur untuk pengambilan keputusan pun kita lakukan sesuai aturan. Kelihatannya saja kita buang tenaga, waktu, suara, kenapa sih tidak cepat. Maka saya tanya kembali demokrasi minta cepat, belajar di mana itu," kata Mahendra.
 

Tidak ada yang sia-sia dalam demokrasi. Karena demokrasi dalam tujuan dan prosesnya sama pentingnya. Suara masyarakat pasti didengar tapi masalah prosedur untuk pengambilan keputusan pun kita lakukan sesuai aturan. Kelihatannya saja kita buang tenaga, waktu, suara, kenapa sih tidak cepat. Maka saya tanya kembali demokrasi minta cepat, belajar di mana itu," kata Mahendra.


III.          PENUTUP

A.      KESIMPULAN

1.      Demonstrasi adalah ruang untuk menyampaikan aspirasi dan pendapat.

2.      Tegaknya demokrasi sebagai sebuah tata kehidupan sosial dan sistem politik sangat tergantung kepada tegaknya unsur penopang demokrasi itu sendiri.

3.      Demokrasi bukan ajang untuk mengetahui siapa yang paling kuat dan siapa yang paling berkuasa.

4.      Suara masyarakat pasti didengar tapi masalah prosedur untuk pengambilan keputusan pun harus dilakukan sesuai aturan.


B.       SARAN

1.      Seharusnya rakyat dapat menyalurkan aspirasinya dengan cara yang baik. Tanpa harus berdemonstrasi secara anarki.

2.      Pemerintah juga harus peka terhadap rakyatnya. Jangan membuat keputusan tanpa persetujuan yang mufakat.

3.      Pemerintah semestinya memberikan sarana untuk rakyat agar dapat menyalurkan aspirasinya dengan baik.



NAMA   :  ARUM AGUSTI P
NPM      :  19210612
KELAS  :  2 EA 20

Sumber   :

Asih.2008.Pendidikan Kewarganegaraan. Klaten : Sinar Mandiri.

1 komentar:

  1. kawan, karena kita sudah mulai memasuki mata kuliah softskill akan lebih baik jika blog ini disisipkan link Universitas Gunadarma yaitu www.gunadarma.ac.id yang merupakan identitas kita sebagai mahasiswa di Universitas Gunadarma juga sebagai salah satu kriteria penilaian mata kuliah soft skill.. terima kasih :)

    BalasHapus

 

Template Design By:
SkinCorner